BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Belajar, pada hakekatnya, adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman.
Istilah “pembelajaran” sama dengan
“instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan
(Purwadinata, 1967) Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan
belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah
satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan
primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar
terjadi kegiatan secara optimal.
Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan ,
penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami
sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yg dimaksud belajar dan pembelajaran?
2. Sebutkan
ciri-ciri pembelajaran!
3. Jelaskan
prinsip belajar yang baik!
4. Jelaskan
konsep belajar yang baik!
Masalah
|
Solusi
|
Ketegangan dan Stress
|
Bangkitkan ketenangan
|
Kebosanan
|
Minat
|
Individulisme yang terasing
|
Kerjasama
|
Militerisme
|
Kesan Manusiawi
|
Resimentasi
|
Kebebasan Pribadi
|
Suasana Steril
|
Kegairahan
|
Kontrol Otoriter
|
Rasa Hormat Kepada Orang Lain
|
Motivasi dari Luar
|
Motivasi dari Dalam
|
Perasaan Terkurung
|
Kelegaan
|
Belajar Terasa Berat
|
Belajar Terasa Menyenangkan.
|
BAB
II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Pembelajaran
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Pengertian
lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Achjar Chalil, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
II. Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri–ciri dari pembelajaran antara lain:
a. Pembelajaran
dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;
b. Pembelajaran
dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar;
c. Pembelajaran
dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa;
d. Pembelajaran
dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;
e. Pembelajaran
dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa;
f. Pembelajaran
dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun
psikologis.
III.
Prinsip Pembelajaran
Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson
mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang
dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran,
baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang
terkait dengan pendidikan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai prinsip pembelajaran
tersebut.
a.
Encourages Contact
Between Students and Faculty
Frekuensi kontak antara guru dengan siswa, baik di dalam
maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan
motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan seringnya kontak antara
guru-siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya.
Guru dapat membantu siswa ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru
dapat berusaha memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual
siswa, mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta
membantu menyusun rencana masa depannya.
b.
Develops
Reciprocity and Cooperation Among Students
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan
secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang
baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik, yakni kolaboratif dan sosial, bukan
kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat
meningkatkan keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi
atas tanggapan orang lain dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam
pemahamannya tentang sesuatu.
c.
Encourages Active
Learning
Belajar bukanlah seperti sedang menonton olahraga atau
pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di kelas untuk mendengarkan
penjelasan guru, menghafal paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab
pertanyaan guru. Tetapi mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari
dan dapat menuliskannya, mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa
yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
d.
Gives Prompt
Feedback
Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat dan memadai atas
kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah
dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk
menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa perlu sering
diberi kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Dan pada
bagian akhir, siswa perlu diberikan kesempatan untuk merefleksikan apa yang
telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya
sendiri.
e.
Emphasizes Time on
Task
Ada pernyataan waktu
+ energi = belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya merupakan
sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Siswa membutuhkan bantuan dalam
mengelola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan jumlah waktu yang realistis
artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa dan pengajaran yang efektif
bagi guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan ekspektasi waktu bagi para
siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk membangun kinerja yang
tinggi bagi semuanya.
f. Communicates High Expectation
Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan lebih. Harapan
yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang. Mengharapkan para siswa
berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun
sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra untuk dapat memenuhinya.
g.
Respects Diverse
Talents and Ways of Learning
Ada banyak jalan untuk belajar. Para siswa datang dengan
membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada yang kuat dalam matematika,
tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik tetapi lemah dalam
teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan
bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing. Kemudian mereka
didorong untuk belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini bukanlah hal
mudah bagi guru untuk melakukannya.
Pada bagian lain, Arthur W. Chickering dan
Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan tanggung
jawab penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi mereka tetap
membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah
lingkungan belajar yang kondusif bagi praktik pembelajaran yang baik. Adapun
yang dimaksud dengan lingkungan tersebut meliputi:
a)
adanya rasa tujuan
bersama yang kuat;
b)
dukungan kongkrit dari
kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk mencapai tujuan;
c)
dana yang memadai
sesuai dengan tujuan;
d)
kebijakan dan prosedur
yang konsisten dengan tujuan; dan
e)
evaluasi yang
berkesinambungan tentang sejauh mana ketercapaian tujuan.
IV.
Konsep Pembelajaran
Ada banyak sekali konsep pembelajaran yang
diterapkan khususnya di Indonesia. Salah satunya konsep pembelajaran
konstekstual yang dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi
prinsip pembelajaran. Konsep pembelajaran yang konstekstual ini merupakan
pembelajaran aktif antara guru dan siswa. Dan di dalam konsep pembelajaran
konstekstual ada unsur-unsurnya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut
penjelasannya:
a.
Constructivisme
Belajar
adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami
maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna
dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka
berpikir yang dimiliki. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan
peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Kegiatan belajar dikemas
menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan menerima pengetahuan sehingga
belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan
ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian
peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi
dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
b.
Inquiry
Siklus
inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan
data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah,
melakukan observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya.
Inquiri merupakan pembelajaran untuk dapat berpikir nyata dan kritis dalam
menyikapinya. Biasanya untuk inkuiri ini berbentuk kasus untuk dianalisis
berdasarkan teori yang ada.
c.
Questioning
Berguna
bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali
informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik. Berguna
bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar. Jika
pertanyaan bagus maka akan memberikan rasa ingin tahu kepada peserta didik.
d.
Learning Community
Dilakukan
melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok
kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi berkembang.
e.
Modelling
Berguna
sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara
menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain. Pemodelan ini dapat dilakukan
oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain.
f.
Reflection
Yaitu
tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari. Sehingga ada respon terhadap
kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru. Hasilnya nanti merupakan konstruksi
pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya
yang dapat memberikan imbal balik.
g.
Autentic Assesment
Yaitu
menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal ini berlangsung selama proses
pembelajaran secara terintegras. Pada unsur ini dapat dilakukan melalui
berbagai cara yaitu test dan non-test. Alternative bentuk yang dapat dilakukan
kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal.
Seorang ahli yang
bernama Carl R. Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran lain daripada
konsep pembelajaran konstektual yaitu “Student Centered Learning” yang intinya
yaitu :
1.
Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya
bisa menfasilitasi belajarnya.
2.
Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada
hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan “self”nya.
3.
Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah
tekanan.
4.
Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara
signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan
persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir.
Menurut Gagne, Pembelajaran adalah menciptakan
suatu kondisi pembelajaran (eksternal) yang dirancang untuk mendukung
terjadinya proses belajar yang bersifat internal. Namun apapun bentuknya
kita semua adalah pembelajar yang terus menerus mengasah diri dalam
meningkatkan kualitas, oleh karena itu kita semua senantiasa memperhatikan beberapa
konsep belajar yang sering terjadi pada lingkungan belajar kita yang perlu dihindari
yaitu:
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
1.
Menurut Achjar Chalil, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
2. 7
(tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai
panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa,
kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan
antara lain yaitu: Encourages Contact Between Students and Faculty, Develops
Reciprocity and Cooperation Among Students, Encourages Active Learning, Gives
Prompt Feedback, Emphasizes Time on Task, Communicates High Expectations,
Respects Diverse Talents and Ways of Learning.
3.
Unsur-unsur didalam konsep pembelajaran
konstekstual adalah Constructivisme, Inquiry, Questioning, Learning
Community, Modelling, Reflection, Autentic Assesment
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengertian Pembelajaran
Menurut Para Ahli. (online) http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html (diakses
tanggal 24 Februari 2013).
Anonim. 2012. Teori, prinsip dan konsep
belajar. (online). http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/teori-prinsip-dan-konsep-pembelajaran/ (diakses
tanggal 24 februari 2013).
Anonim. 2012. Konsep Pembelajaran
(online) http://ningningocha.wordpress.com/2011/06/10/konsep-pembelajaran/. (diakses
tanggal 24 februari 2013).
Anonim. 2012. Definisi pembelajaran
menurut para ahli (online). http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info507.html. (diakses
tanggal 24 februari 2013).
Anonim. 2012. Definisi pembelajaran
(online). http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelajaran.html. (diakses
tanggal 24 februari 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar